MACAM-MACAM SHALAT SUNNNAH
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata kuliah: Ilmu Fiqih
Dosen pengampu: Abdul Ghoni
Disusun oleh
Nelly khasanatun mufidah (1601036163)
Maria Al Suryani (1601036164)
Syavinatul aviva (1601036165)
MANAGEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN WALISONGO SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Shalat adalah salah satu
cara seorang muslim untuk beribadah kepada Allah SWT. Salah satunya shalat adalah shalat sunnah atau shalat
nawafil (jamak: nafilah) adalah shalat yangdianjurkan untuk dilaksanakan namun
tidak diwajibkan sehingga tidak berdosa bila ditinggalkan dengan kata lain
apabila dilakukan dengan baik dan benar serta penuh ke ikhlasan akan tampak
hikmah dan rahmat dari Allah SWT yang begitu indah. Shalat sunnah menurut
hukumnya terdiri atas dua golongan yakni:
1. Muakad, adalah salat
sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib),
seperti salat dua hari raya, salat sunah witr dan salat sunah thawaf.
2. Ghairu Muakad, adalah
salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti salat sunah
Rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan,
seperti salat kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).
B.
Rumusan
masalah
1. Apa saja macam-macam dari shalat sunnah?
2. Apa rahasia dibalik shalat sunnah?
3. Apa hikmahnya melaksanakan shalat sunnah?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Macam-Macam
Shalat Sunnah
1. Shalat ‘idayn
Shalat ‘id
termasuk shalat sunnah mu’akkad, disyari’atkan berdasarkan Qur’an, ijma’ dan
Sunnah. Didalam Al-Qur’an surat Al- kautsar; 2, yang artinya“Maka dirikanlah
shalat, karena tuhanmu, dan berkorbanlah”. Shalat dalam ayat tersebut ditafsirkan sebagai perintah
melakukan shalat ‘id al adh. Waktu untuk melaksanakan shalat id’ ialah sejak
terbit matahari sampai candong kebarat.
Shalat
id dilakukan sebanyak dua rakaat dengan ketentuan :
a. Mengucap takbir, sebelum membaca Al-Fatihah, tuju kali pada
rakaat pertama setelah takburat alikhrom dan lima kali pada rakaat kedua
setelah takbir dari sujud rakaat pertama
b. Membaca tahlil, takbir dan tahmid diantara takbir-takbir
tambahan itu
c. Kebanyakan ilama’ mengatakan sunnah membaca surat ‘’Al-A’la’’
dan dirakaat kedua membaca surat ‘’Al-Ghosiyah’’
d. Takbir, Al-Fatikhah dan surat dibaca dengan jahar
e. Disunnahkan menyampaikan dua khutbah seperti halnya khutbah
jum’at, setelah selesai shalat
f. Isi khutbah hendaknya berhubungan dengan hukum-hukum tentang
zakat saat ‘id fitri dan hukum-nukum haji mapun tentang menyembelih binatang
kurban saat id adha
g. Disunnahkan mengawali khutbah debgab takbir, sembilan kali pada
khutbah pertama dan tuju kali pada khutbah kedua.
Adapun beberapa
hal yang sunnah dilakukan saat shalat ‘id yaitu “
1. Mandi ‘id
2. Bersegara berangkat ketempat shalat
3. Memilih jalan yang lebih panjang ketika menuju ketempat shalat
dan jalan lebih pendek ketika kembalinya
4. Makan terlebih dahulu sebelum melakukan shalat dan imsak sebelum
shalat ‘id adha
5. Bertakbir sejak terbenamnya matahari pada mamal ‘id sampai imam
memulai shalat ‘id
6. Bertakbir setiap selesai shalat, mulai dari shalat subuh hari
‘arafah sampai dengan shalat ‘asar pada hari akhir tasyriq[1]
2. Shalat Gerhana
Shalat gerhana
termasuk sunnah mu’akkadah, bila terjadi peristiwa gerhana matahari (kusuf)
atau gerhana bulan (khusuf). Rasulullah s.a.w bersabda “sesungguhny
matahari dan bulan dua diantara ayat-ayat (tanda kekuasaan dan kebesaran)Allah.
Terjadinya gerhana bukan karena kematian seseorang ataupun kelahirannya. Maka,
apabila menyaksikannya, bersegeralah kamu berzikir dan shalat kepada-Nya.”
Sewaktu Ibrahim putra Rasulullah dari Mariah Alqibtiyah meninggal, terjadi
gerhana matahari. Maka orang-orang berkata, “gerhana matahari terjadi karena
matinya Ibrahim.
Hukum shalat gerhana
adalah “sunat istimewa” boleh berjamaah dan boleh juga tidak , caranya:
a. Sekurang-kurangnya dua raka’at sebagaimana shalat sunnah yang
lain.
b. Hendaknya takbir dengan niat shalat gerhana, membaca fatihah,
rukuk berdiri kembali, dan membaca fatihah: kemudian rukuk sekali lagi.
i’tidal, lalu sujud dua kali, ini terhitung satu raka’at. Kemudian hendaknya
diteruskan satu raka’at lagi seperti rakaat pertama. Jadi, shalat gerhana ini
dua raka’at dengan empat kali rukuk, empat kali berdiri membaca Fatihah, empat
kali sujud.
c. Cara yang ketika adalah seperti yang kedua, hanya berdiri agak
lama dengan membaca surat yang panjang, dan rukuknya lama pula. Bacaan shalat
gerhana ialah dengan membaca nyaring (keras), baik gerhana bulan atau gerhana
matahari; karena rasulullah saw. Sewaktu shalat gerhana beliau mengeraskan
bacaan beliau. Sebagian ulama berpendapat bahwa bacaan bulan dikeraskan karena
terjadi diwaktu malam hari, tetapi bacaan shalat gerhana matahari tidak
dikeraskan karena shalat itu terjadi pada siang hari. Sesudah shalat gerhana
disunatkan berkhotbah memberi nasihat kepada umum tentang apa-apa yang terjadi kepentingan
pada waktu itu; menyuruh mereka tobat (menyesal)dari segala pekerjaan yang
salah, serta menyuruh beramal kebaikan, seperti bersedekah, berdoa (meminta apa
yang diinginkan ), dan meminta ampun dari segala dosa.[2]
3. Shalat Sunnah Tahiyatul Masjid
Shalat
tahiyatul masjid adalah shalat sunnah yang dilakukan untuk menghormati masjid.
Shalat sunnah ini dilakukan setiap kali masuk masjid, sebelum ia duduk. Shalat
ini dilakukan dua rakaat secara sendiri-sendiri tidak berjamaah, ada waktu
tertentu yang dilarang melakukan shalat sunnah, diantaranya adalah:
1) Ba’da shubuh sampai terbit fajar,
2) Ba’da ashar sampai terbenam matahari,
3) Saat tepat terbit fajar,
4) Saat tepat matahari di tengah, dan
5) Saat tepat matahari tenggelam.
Larangan melaksanakan shalat ini lebih
kuat dari pada perintahnya[3].
4.
Shalat hajat
seseorang terimpit oleh kesulitan atau
terdesak kebutuhan menginginkan suatu perbaikan dalam urusan agama atau
duniawinya, maka hendaknya ia bershalat hajat (shalat kebutuhan). Dirawikan
bahwa wuhaib bin ward pernah berkata : diantara doa yang takkan tertolakkan
ialah shalat dua belas raka’at dalam setiap raka’at membaca al-Fatihah dan ayat
kursi serta surat al-Ikhlas. Hendaknya dalam doa tidak mengandung maksiat,
niscaya akan dikabulkan atas oleh Allah SWT
5.
Shalat sunnah tasbih
Shalat sunnah tasbih adalah shalat sunnah
yang dilakukan dengan banyak membaca tasbih disetiap gerakan shalat. Boleh
dikerjaan kapan saja, tidak terikat waktu atau sebab-sebab khusus yang lainya.
Telah diriwayatkan dari Ikrimah, dari Ibn Abbas r.a, bahwa rasulullah SAW.
Bersabda “inginkah andakuberi sesuatu, inginkah keistimewaan apa yang anda
kerjakan. Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa anda, yang pertama sampai yang
terakhir, yang rahasia maupun yang terang-terangan? Salatlah empat raka’at,
dalam setiap raka’at membaca al-Fatihah dan sebuah surat. Setelah membaca, pada
waktu berdiri raka’at pertama, membaca :
سُبْحَا
نَ اللَّهِ وَاْلحَمْدُ لِّلهِ وَلاَاِلَهَ اِلاَّالَّلهُ وَالَّلهُ أَكْبَرُ
Subhanallah
walhamdulillah wala ilaha illal-lah wallahu akbar,
sebanyak lima belas kali, kemudian membaca sebanyak sepuluh kali ketika ruku’,
sepuluh kali setelah berdiri lagi dari ruku’, sepuluh kali ada saat sujud,
sepuluh kali ketika diantara dua sujud, sepuluh kali ketika sujud kedua,
sepuluh kali setelah duduk lagi dari sujud kedua. Jumlahnya tujuh puluh lima
kali pada tiap raka’at. Ulangi demikian pada raka’at kedua. Dapat dikerjakan
setiap hari, jika tidak dapat mengerjakan, sekali setiap minggu atau sekali
setiap bulan atau sekali setiap tahun.
Shalat sunnah ini jika dikerjakan di
siang hari, cukup dengan satu salam (empat raka’at sekaligus), tetapi jika
dikerjakan di malam hari, sebaiknya dengan dua kali salam (dua raka’at dua raka’at).[4].
6.
Shalat Istiqarah
Shalat istiqarah artinya shalat meminta
petunjuk yang baik. Umpamanya seseorang yang akan melakukan suatu pekerjaan
yang penting, tapi ia bingung dan ragu, diantara dua pekerjaan yang mana yang
harus pilih atau pekerjaan yang kiranya sesuai dengannya. Ketika hal itu
terjadi, maka disunnahkan untuk melakukan salat istikharah dua raka’at, sesudah
itu berdoa, dan meminta petunjuk kepada Allah atas pekerjaannya yang masih
diragukannya.[5]
7.
Shalat witir
Shalat witir adalah shalat yang dilaksanakan dengan jumlah rakaat ganjil,
minimal satu rakaat dan maksimal 13 rakaat. Shalat witir dilakukan setelah
shalat isya’ sampai terbitnya fajar. Shalat witir ini sangat dianjurkan, bahkan
menurut ulama Hanafiyah, shalat witir adalah wajib meskipun tidak termasuk ke
dalam lima shalat fardhu. Alasan yang digunakan oleh mereka adalah sabda
Rasulullah SAW: “salat witir adalah kewajiban atas setiap muslim; barang siapa
ingin melaksanakannya sebanyak lima rakaat, maka diperbolehkan. Dan barang siapa
ingin melaksanakannya tiga rakaat, silahkan melaksankannya. Dan barang siapa
ingin melaksanakannya sebanyak satu rakaaat saja, silahkan melakukannya”.
Pelaksannan sholat witir boleh dilakukan dengan tiga rakaat sekaligus,
yakni satu tasyahud dan satu salam. Boleh juga dilaksanakan dengan dua kali
tsyahud dan satu salam seperti shalat magrib, dan dengan dua kali salam (jika
dilaksanakan dalam tiga rakaat). Shalat witir boleh dilaksanakan dengan
menggunakan kunut. Kunut itu dapat dilakukan sebelum ruku’ setelah membaca
surat,dan dapat pula sesudah bangkit dari ruku’.
8.
Salat Tahajud
Tahajud artinya meninggalkan
tidur (bangun tidur untuk shalat qiyamullail). Waktunya dimulai setelah
mengerjakan shalat Isya samapai masuknya waktu fajar. Tapi yang lebih afdhal ialah
di waktu malam. Shalat tahajud ini sangat dianjurkan, karena banyak mengandung
hikmah sebagaimana terungkap dalam firman Allah SWT: “Dan pada sebagian malam
hari, bertahajudlah sebagai (ibadah) tambahan untukmu; semoga tuhanmu
mengangkatmu ke tempat terpuji” (QS. Al-Israa:76).
Waktu yang paling baik qiyamullail adalah pada saat sepertiga malam yang
ahkir sudah tiba. Sebaiamana hadist dari Abi Hurairah Ra bahwaRasulullah SAW
bersabda: “pada sepertiga malam, Tuhan kita azza wa jalla turun ke langit dunia
pada sepertiga malam yang terakhir”. Pada saat
itu, Allah berfirman: “Barang siapa yang berdoa padaku pasti aku
kabulkan, barang siapa yang memohon padaKu pasti Kuberi, barang siapa yang
meminta ampun kepadaKu pastilah Ku-ampun” ( HR. Jamaah). Jumlah rakaat pada
shalat tahajud tidak terbatas. Dengan demikian, jika seseorang mengerjakan
shalat sunah witir satu rakaat setelah salat isya, maka ia sudah dikatakan
mengerjakan shalat malam.
9.
Shalat Tarawih
Tarawih secara bahasa adalah istirahat, karena shalat ini banyak
melakukan istirahat setiap selesai dua rakaat atau empat rakaat. Sebagian ulam
menganjukan shalat tarawih sebanyak delapan rakaat ditambah dengan tiga rakaat
witir. Hal ini didasarkan kepada hadist yang dirawikan oleh Bukhari dan Muslim
dari Aisyah Ra,bahwa Nabi SAW tidak pernah shalat sunah malam hari lebih
daripada sebelas rakaat. Sedangkan sebagian ulama lain menganjurkan bahwa
jumlah rakaat tarawih adalah dua puluh ditambah tiga rakaat witir.
Hal ini didasarkan kepada hadist yang diriwayatkan oleh Tirmidzi bahwa
pada masa Umar, Usman, dan Ali, kaum muslim melaksanakan shalat tarawih
sebanyak dua puluh rakaat. Dan jumlah itulah yang disetujuin oleh mayoritas
para ahli fiqh, dari kalangan mazhab Hanafi, Hanbali, Syafi’i, Daud,
Ats-Tsauri, dan lain-lain. Di antara dua pendapat tersebut, keduanya dapat
dianggap benar, karena kualitas shalat 8 rakaat pada zaman Umur. Oleh karena
itu, Umar berijtihad menambah bilangan rakaat tarawih agar shalatnya sama dengan shalatnya Rasulullah SAW.
Mengenai bacaan surat dalam shalat tarawih (qiyamu ramadhan), tidak
terdapat suatu keterangan yang jelas dari Nabi SAW. Karena shalat ini pada
umumnya dilaksanakan 20 rakaat, maka surat yang dibaca perlu berurutan agar
tidak keliru dalam mnghitung jumlah rakaat.
10. Shalat
Dhuha
Permulaan waktu Dhuha adalah ketika matahari sudah naik, yaitu kira-kira
sepenggalah, dan berakhir hingga matahari tergelincir, tetapi disunahkan untuk
mengakhirkannya hingga matahari agak tinggi dan panas agak terik. Jumlah rakaat
paling sedikit dalam shalat Dhuha adalah dua rakaat, dan maksimal yang pernah
dikerjakan Rasulullah adalah delapan rakaat, tetapi menurut riwayat lain adalah
dua belas rakaat. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa jumlah rakaat shalat Dhuha tidak
terbatas.
Ummu Hani’ berkata: “Nabi SAW pernah mengerjakan shalat Dhuha sebanyak
delapan rakaat. Pada setiap dua rakaat, beliau mengucapkan salam” (HR. Abu Daud dengan sanad shahih). Aisyah
pun pernah berkata: “Nabi SAW mengerjakan shalat Dhuha sebanyak empat rakaat,
lalu beliau menambanh rakaat berikutnya tanpa ada hitungan yang pasti” (HR.
Ahmad, Muslim, dan Ibnu Majah).
Adapun keutamaan shalat Dhuha adalah bahwa Allah akan mencukupi segala
kebutuhan manusia yang melasanakan shalat ini. Sebagaimana riwayat dari Nuwas
bin Sam’an Ra, bahwa Nabi SAW bersabda: “Allah Azza wa jalla berfirman: “Wahai
anak Adam, jangaanlah sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada
permulaan siang (yakni shalat Dhuha). Sebab jika engkau senantiasa
mengerjakannya, maka Aku akan mencukupkan kebutuhanmu pada sore harinya” (HR.
Hakim, Thabrani, dan semua perawinya dapat dipercaya).[6]
11. Shalat
Rawatib
Shalat
rawatib yang dimaksudkan disini adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat
fardhu baik dilakukan sebelum dan sesudahnya shalat fardhu, shalat sinnah
rawatib ada dua yaitu :
1. Rawatib
mu’akkad
a. Dua
rakaat sebelum subuh
b. Dua
rakaat sebelum dzuhur
c. Dua
rakaar sesudah dzuhur
d. Dua
rakaat sesudah mahrib
e. Dua
rakaat sesudah isya’
2. Rawatib
ghoiru mu’akkad
a. Dua
rakaat sebelum dzuhur
b. Dua
rakaat sesudah dzuhur
c. Empat
rakaat sebelum asar
d. Dua
rakaat sebelum magrib[7]
Shalat
|
Shalat Rawatib
Muakkad
|
Shalat Rawatib Ghoiru
Muakkad
|
|
Qobliyah
|
Ba’diyah
|
||
Shubuh
|
2 raka’at
|
–
|
–
|
Zhuhur
|
2 atau 4 raka’at
|
2 raka’at
|
2 raka’at ba’diyah
|
Ashar
|
–
|
–
|
4 raka’at qobliyah
|
Maghrib
|
–
|
2 raka’at
|
2 raka’at qobliyah
|
‘Isya
|
–
|
2 raka’at
|
2 raka’at qobliyah
|
12. Shalat sunnah syukrul wudu
Setiap selesai berwudu, boleh mengamalkan
sunnah syukrul wudu sebanyak dua raka’at.
13. Shalat sunnah taubat.
Shalat yang dilakukan setela seseorang
melakuakan dosa atau merasa berbuat dosa, lalu bertaubat kepada Allah swt, dan
menyesali atas berbuatan yang telah dilakukannya dan berniat tidak akan
melakukannya lagi disertai permohonan ampunan kepada Allah.[8]
B.
Rahasia
Dibalik Shalat Sunnah
1.
Shalat sunnah rawatib
Dari Ummul Mukminin, Ummu Habibah,
Ramlah binti Abi Sufyan radhiyallahu Ta’ala ‘anhuma: Aku mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي للهِ تَعَالى كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ
عَشرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيرَ الفَرِيضَةِ، إلاَّ بَنَى الله لَهُ بَيْتًا في
الجَنَّةِ، أو إلاَّ بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الجَنَّةِ
“Tidak
ada seorang hamba Muslim pun yang shalat karena Allah Subhanahu wa Ta’ala
setiap hari 12 rakaat shalat sunnah–bukan shalat wajib, kecuali Allah Subhanahu
wa Ta’ala akan bangunkan bagi dia sebuah istana atau rumah di surga.” (H.R.
Muslim)[9]
2.
Shalat istiqarah
Seorang yang shalat istiqarah
akan melihat jawabannya didalam mimpi sebagaimana yang telah diyakini oleh
kebanyak orang akan tetapi jawabanya bisa dengan dilapangkannya dada atau
dengan apa yang kemudian terjadi secara alami, sesuai dengan apa yang
dipilihkan oleh Allah, terkadang seseorang
merasa tidak sesuai dengan apa yang
dipilihkan oleh Allah, tetapi sesungguhnya itulah yang terbaik baginya.
3.
Shalat tarawih
Nabi Muhammad SAW bersabda
“barang siapa melakukan qiyam ramadhan (tarawih) karena keimanan dan
mengharapkan pahala dari Allah maka diampuni baginya dosa-dosa yang lalu.
(al-Bukhari 2009 dan Muslim 709).
4.
Shalat dhuha
Shalat ini untuk memenuhi sedekah
dari setiap persendian tubuh. Rasulullah SAW. Bersabda “setiap pagi tiap-tiap
persediaan dari masing-masing kalian ada sedekahnya, setiap tasbih adalah
sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah dan setiap
takbir adalah sedekah. Amar makruf adalah sedekah dan nahi mungkar adalah
sedekah dan semuanya itu tercukupi dengan dua rakaat dhuha.(Muslim 720 dan Abu
Dawud 1271)
5.
Shalat sunnah tasbih
Rasulullah saw. Bersabda ðua perkara
apabila seorang bisa menjaganya, ia akan dimasukkan surga, yaitu dua perkara
mudah, tetapi sedikit sekali yang mau melakukannya”. Para sahabat bertanya,”
apa dua perkara itu wahai Rasulullah ?” rasulullah menjawab, bacalah hamdalah,
takbir , dan tasbih setiap habis melaksanakan shalat wajib sebanyak sepuluh
kali. Apabila kamu akan tidur bacalah tasbih, takbir, dan hamdalah sebanyak 100
kali. Bacalah sebanyak 250 kali tersebut akan dilipatgandakan menjadi 2500 kali
di dala mizan. Mungkinkah kalian melakukan kesalahan dalam sehari semalam 2500
kali...(HR. Ahmad)
6.
Shalat sunnah syukrul wudu
Rasulullah saw. Bersabda, “tak da seorang pun
yang berwudu, lalu membaguskan wudunya, kemudian melakukan shalat 2 rakaat,
melainkan wajib baginya surga,” (HR. Abu Daud)
7.
Shalat sunnah witir
Ali bin Abi Thalib brekata, “ sesungguhnya
witir itu tidak sempurna, tidak seperti shalat maktubah (wajib) kalian. Namun,
Rasulullah saw. Melakukan witir, kemudian beliau bersabda, wahai ahli Qur’an,
berwitirlah kalian! Maka sesungguhnya Allah itu ganjil dan dia menyukai yang
ganjil.” (HR. Ibnu Majah)
8.
Shalat gerhana
Gerhana adalah salah satu tanda kekuasaan
Allah, dapat menimbulkan rasa takut pada hamba-Nya. Bisa jadi penyebab turunya
adzab pada manusia, untuk mengusir adzab, beliau memerintahkan untuk melakukan
amalan-amalan dan memerintah shalat, berdoa, memohon ampun, sehingga mnusia
terhindar dari marabaya.
9.
Shalat tahajut
Rasulullah saw. bersabda “ sesungguhnya
dimalam hari itu ada satu waktu, yang apabila seorang muslim bertepatan
terbangun diwaktu itu, lalu memohon kebaikan dunia dan akhirat kepada Allah,
pasti dikabulkan permohonannya, dan itu ada setiap malam.”
Nabi
juga bersabda “hendaknya kalian melakukan shalat malam, karena itu adalah
kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian. Itu merupakan cara mendekatkan
diri kepada Rabb kalian, shalat malam dapat menghapus dosa dan pencegah dari
maksiat.” Diriwayatkan oleh al-Hakim.[10]
C.
Hikmah
Melaksanakan Shalat Sunnah
1.
Mendatangkan Keberkahan di Rumah
Mengerjakan shalat sunnah
di rumah akan mendatangkan keberkahan. Berbeda dengan shalat fardhu, shalat
sunnah lebih utama dikerjakan di rumah masing masing kecuali shalat shalat
sunnah yang memang disyaratkan untuk
dikerjakan secara berjamaah di masjid.
2. Mendatangkan Kecintaan dari Allah swt
Allah swt akan mencintai mereka yang mengerjakan amalan-amalan
sunnah (nawafil), termasuk shalat-shalat sunnah.
ingin a."(HR al-Bukhar)
3. Meninggikan Derajat Seorang Mukmin
Shalat adalah amalan yang terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
Rasulullah saw bersabda,
"Istiqamahlah kamu semua, janganlah kamu menghitung-hitungnya, dan
ketahuilah bahwa sebaik-baik amal-amalmu adalah shalat."
(HR. Ibnu Majah)
Amalan shalat sunnah juga merupakan ibadah yang dapat
meninggikan derajat seseorang serta menghapus dosa-dosanya yang lalu.
4. Menutupi Kekurangan Shalat Fardhu
Sungguh
sulit bagi kita untuk mengerjakan ibadah fardhu secara sempurna. Hal yang lumrah terjadi apabila kita
mengerjakan shalat fardhu, maka akan banyak ditemukan kekurangan di sana sini,
seperti tidak khusyuk, bacaan ayat-ayat Al Quran yang kurang dan kesalahan
kesalahan yang lainnya, tepat dari sinilah maka shalat shalat sunnah
berfungsi untuk menutupi segala kekurangan yang mungkin terjadi ketika
mengerjakan shalat fardhu ini.
5. Shalat Sunnah sebagai Sarana Doa dan Permohonan
Sesungguhnya manusia dengan upaya dan kekuatannya adalah lemah dan hanya
dengan kekuatan Allah-lah ia menjadi kuat. Setiap manusia membutuhkan
pertolongan Allah swt agar sukses dalam melaksanakan tugas-tugasnya di bumi
ini. Dan tekun melaksanakan ibadah fardhu dan sunnah sehari-han adalah cara
untuk mendapatkan pertolongan Allah.
6. Shalat Sunnah Menyebabkan Ketenangan
Amalan ibadah sehari-hari merupakan penyebab ketenangan hati dan kedamaian
jiwa. Allah swt berfirman.
"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenang dengan mengingat Allah, hati merasa tenang."(QS. ar-Ra'd:
28)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Macam-macam shalat
sunnah diantaranya:
Shalat ‘idayn, Shalat Gerhana, Shalat
Sunnah Tahiyatul Masjid, Shalat hajat, Shalat sunnah tasbih, Shalat Istiqarah, Shalat witir, Salat Tahajud,Shalat
dhuha, Shalat tarawih, Shalat
Rawatib
Rahasia
dibalik shalat sunnah:
1. shalat
rawatib
Rasulullah
SAW bersabda “ Allah Subhanahu wa Ta’ala akan bangunkan bagi dia
sebuah istana atau rumah di surga.”
2.Shalat tarawih
Nabi Muhammad SAW bersabda “barang siapa melakukan
qiyam ramadhan (tarawih) karena keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah
maka diampuni baginya dosa-dosa yang lalu.
Hikmah melaksanakan
shalat sunnah diantaranya:
1. Mendatangkan
Keberkahan di Rumah
2. Mendatangkan
Kecintaan dari Allah swt.
3. Meninggikan
Derajat Seorang Mukmin
4. Menutupi
Kekurangan Shalat Fardhu
5. Shalat
Sunnah sebagai Sarana Doa dan Permohonan
6. Shalat
Sunnah Menyebabkan Ketenangan
B.
Saran
Demikian dari makalah yang kami buat dan
kami sampaikan, kami menyadari bahwa
makalah kami jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami membutuhkan
kritik dan sarannya untuk memperbaiki dan membangun makalah kami untuk menjadi
lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermaanfaat dan menambah ilmu kita semua
DAFTAR PUSTAKA
Ust. Hartono,Tuntunan Shalat Sunnah,Solo:Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri,2009
al-Baqir ,Muhammad,Rahasia-Rahasia
Shalat,Bandung:Karisma, 1404/1984,
Rasjid
,H. Sulaiman, Fikih Islam,Bandung:Sinar Baru Algensindo, 2011,
http://yukkitaberkarya.blogspot.co.id/2015/05/hikmah-dan-manfaat-sholat-sunnah.html#sthash.ufiAWwS8.dpuf
Nasution,
Lahmuddin, Fiqih 1...
Hasbiyaallah,
Fiqh Dan Ushul Fiqh, Bandung: Remaja Rosdakarya. 2014
Syeikh
shalih bin fauzan al fauzan, Mulakhkas Fiqhi, Jilid 1, Jakarta: Pustaka
Ibnu Katsir, 2011
Rifa’i,
Moh.,Risalah Tuntunan Shalat Lengkap,Semarang:PT.Karya Toha Putra, 2012,
[1]
Lahmuddin Nasution, Fiqih 1...
[2]
H. Sulaiman Rasjid, Fikih Islam,Bandung:Sinar Baru Algensindo, 2011, hal
139-141
[3]
Ust. Hartono,Tuntunan Shalat Sunnah,Solo:Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri,2009,hal:7-8
[4]
Muhammad al-Baqir,Rahasia-Rahasia Shalat,Bandung:Karisma, 1404/1984,
hal:197-200
[5]
H. Sulaiman Rasjid, Fikih Islam,Bandung:Sinar Baru Algensindo, 2011,
hal:151.
[6]
Hasbiyaallah, Fiqh Dan Ushul Fiqh, Bandung: Remaja Rosdakarya. 2014, hal
194-198
[7]
Arief. Abdullah Cholil, Studi islam II, Rajawali pers, Jakarta:2015, hlm
90
[8]
Moh.Rifa’i,Risalah Tuntunan Shalat Lengkap,Semarang:PT.Karya Toha Putra, 2012, hal.100
[10]
Syeikh shalih bin fauzan al fauzan, Mulakhkas Fiqhi, Jilid 1, Jakarta:
Pustaka Ibnu Katsir, 2011, hal:287-288
Lucky 15 Casino & Hotel in Lotoa, LA | MapYRO
BalasHapusView real-time driving directions to Lucky 15 Casino & Hotel, 604 S Lotoa Road, Lotoa, 전주 출장안마 LA 여수 출장샵 based 춘천 출장안마 on live traffic updates 목포 출장샵 and road conditions – from 영천 출장안마